
Tiada yang bisa memungkiri jika perkembangan teknologi dalam beberapa tahun ini berkembang super cepat. Beberapa tahun ini, berbagai teknologi baru yang melibatkan interaksi gerak tubuh penggunanya pun hadir di pasaran.
Gadget yang melibatkan interaksi gerak tubuh dan sudah tersedia di pasaran antara lain Nintendo Wii, Sony Playstation Move dan Microsoft Kinect. Di antara ketiganya, saya sangat terkesan dengan Kinect karena ia mendeteksi gerak seluruh tubuh dan memasukkan interaksinya ke dalam permainan.
Tetapi kali ini, saya ingin membahas sesuai yang berbeda yaitu Leap Motion. Perangkat ini hanya berupa sensor kecil berukuran seperti korek api gas panjang namun sedikit lebar. Sensor ini hanya mendeteksi pergerakan kedua tangan kita termasuk kesepuluh jari. Oleh karena itu, sensor harus diletakkan di antara layar dan keyboard serta menghadap ke atas.

Untuk menggunakan Leap Motion, Anda harus mengunduh dan memasang dahulu Airspace dan driver yang tersedia di Windows dan Mac OS X. Setelah terpasang, secara otomatis Airspace akan mengunduh berbagai aplikasi dari Airspace Store.
Namun secara default, ada satu aplikasi yang sudah terpasang yaitu Leap Motion Orientation. Aplikasi akan ‘meng-ospek’ kita bagaimana cara berinteraksi dengan Leap Motion. Sesi orientasi dibagi tiga: interaksi ruang, interaksi gerak kedua tangan dan interaksi kesepuluh jari dengan metode menggambar di udara. Interaksi yang ketiga sangat menarik perhatian saya.
Aplikasi-aplikasi gratis sudah terpasang. Saya mencoba semua aplikasi dan mendapatkan pengalaman yang sama: sangat keren tapi melelahkan sekali! Terkadang sensor tidak bisa membaca pergerakan kita dan persepsi otak kita berbeda dengan apa yang dihasilkan. Sehingga, muncullah rasa kesal, pegal dan frustasi.
Kesimpulannya? Leap Motion punya masa depan yang baik jika sensornya lebih akurat dan bisa memberikan ekspektasi yang sama seperti apa yang diinginkan pengguna. Hal ini bisa diperbaiki dengan pemutakhiran software di masa yang akan datang.
Leave a Reply